Ia hanya berani berpikir bahwa ia perlu mendapatkan kembali cinta pertamanya yang telah direnggut darinya. Hanya itu saja. Namun, di matanya, ia tidak lebih dari sekadar orang yang dapat membantunya merasa tidak kesepian. “Kamu pasti kesepian.” Saat panci itu kembali ke induksi dan levelnya meningkat, getaran halus merasuki keheningan mereka berdua. Lee Jaehyun bangkit dari tempat duduknya, tatapannya tertuju padanya dengan tatapan penuh teka-teki. “Aku?” “Kau tahu aku orang seperti apa.” “Lalu kenapa?” ​​“Mengapa kau memperlakukanku dengan baik ketika kau tahu aku orang yang berbeda di luar dan di dalam? Mungkin hari itu… Kau melihatnya?” Suara dan tatapan mata Lee Jaehyun berubah. Ia mendekat, menjeratnya dalam pelukannya. Tubuh Eungyo, yang membelakanginya, menegang, membuatnya merinding. “Aku menyukaimu, Senior. Itu cinta pada pandangan pertama.” Suara lesu terdengar di telinganya. Suara itu juga dibuat-buat, diputar-putar dengan nakal, dan tidak menunjukkan ketulusan apa pun. “Kita pasti sudah tidur bersama kalau kamu pergi kencan buta denganku.”